Minggu, 22 Agustus 2010

Mahasiswa vs Karyawan

Yah, saat-saat tercerdas bagi seseorang adalah ketika ia menjadi mahasiswa. Lihat saja bagaimana mereka setiap hari menyelesaikan masalah (walaupun tidak nyata). Masalah itu harus mereka selesaikan. Apabila tidak bisa, mereka harus belajar samapi masalah tersebut terselesaikan. Tanya sini tanya situ. Setelah berhasil terselesaikan, tidak ada penghargaan, tapi dihadapkan pada permasalahan lainnya.

Sekarang kita lihat karyawan. Bangun pagi, sarapan, merokok sebatang-2 batang, berangkat. Sampai di kantor, dihadapkan pada rutinitas (rutinitas tidak memerlukan otak). Apabila ada masalah, mereka bisa memilih, belajar menyelesaikan, atau melimpahkan masalah pada orang lain. Apabila mereka berhasil menyelesaikan masalah, akan ada penghargaan. Ada beberapa yang melakukan intrik: membiarkan orang lain menyelesaikan masalah itu, kemudian ia yang tampil untuk mendapatkan penghargaannya.

Yah, saya sih sudah bosan duduk dan mendengarkan dosen bicara. Saya lebih suka berkreasi dan menikmati kreasi saya sendiri.

closing 4607 WO in 2 weeks!

Yah, menurut saya ini terjadi karena ada kesalahan prosedural yang terjadi sejak tahun 2004. Para pihak yang bersangkutan dengan SAP, para pembuat WO tidak melakukan closing WO yang telah dibuatnya. Hal ini mengakibatkan dampak sistemik di departemen store. Karena inilah kita harus menyelesaikan kekacauan ini dalam 2 minggu.

Kemarin saya telah berhasil closing 100 WO (dalam 3 jam). Hari ini closing 200 WO (dalam 8 jam). Saya bertaruh tidak akan ada yang bisa menyaingi saya. Tapi hell, bukan itu permasalahannya. Masih ada sekitar 3800 WO yang belum ditutup. Masih ada sekitar 12 hari lagi. Berarti tiap hari rata-rata jumlah WO yang harus di closing adalah 320. Dengan pelaku SAP adalah Pa Faozi, Pa Budi, Pa Asep, saya, 3 orang suputility (7 orang), maka tiap orang setidaknya harus closing 46 WO.

Empat puluh enam WO. Saya mungkin bisa melakukannya dalam 1 jam. Yang lain? Ini adalah pekerjaan yang luar biasa kecil dan tidak penting.

Dan buat saya ini adalah pekerjaan yang luar biasa membosankan. damn.

Selasa, 20 Juli 2010

about the chiller 1

Yah, saya kebagian tugas untuk maintenance 3 buah chiller buatan India seharga kurang lebih 2 miliar dengan kapasitas sekitar 362 TR. Setiap chiller nya memiliki 2 buah sirkuit dengan 2 buah kompresor dan sebuah evaporator.
Ternyata 2 miliar tidak se-2 miliar seperti layaknya 2 miliar (apaan seh??).

Dengan teknologi yang bisa dibilang seadanya, panel yang tombolnya pun ngga enak dipencet, chiller ini sudah berjasa memberikan banyak uang lembur untuk saya dan mekanik saya =).
Masalah utamanya adalah vibrasi yang berlebihan. Dari vibrasi inilah saya pikir yang menimbulkan serangkaian masalah yang tampak tidak kunjung berakhir.

Dimulai dengan kebocoran pada sambungan las-lasan nya (masih baru loh. bocor di sambungan lasan!). Penyebabnya diduga karena pemasangan yang tidak sempurna. Tapi bisa saja pemasangan yang tidak sempurna ini diakibatkan karena desain yang tidak memungkinkan pemasangan secara sempurna. Pemasangan yang dimaksud tentu saja piping nya.

Kebocoran semua terjadi di bagian sambungan header suction nya. Oleh karena itu, konstruksi nya sudah dimodifikasi dan diberi support tambahan untuk menahan vibrasi yang berlebih. Vibrasi 'memang' turun. Namun ternyata penurunan vibrasi secara signifikan hingga di bawah batas yang dapat diterima, terjadi pada chiller 1 sirkuit B. Hal ini karena kompresornya diganti. Sekali lagi, kompresornya diganti.

Menurut logika saya -hell. this is it.- ya sudah kompresornya diganti semua saja. Tapi ilmu politik dan uang selalu dapat mengalahkan perhitungan engineering. Jadi sebaiknya Anda kuliah ekonomi dan politik aja lah..

Dan kemudian, yang timbul kemudian hanyalah masalah-masalah kecil, seperti parameter yang tidak normal. Biasanya bisa diatasi dengan pekerjaan 1 hari general shift saja.

Di kesempatan (dan di inspirasi) berikutnya, saya usahakan untuk menulis hal yang lebih teknis.
Saya harus menggambar (dan mem-print screen) banyak gambar.

Pengikut